Akhir pekan kemarin seluruh negara yang mengitari Pacific was-was dengan potensi tsunami dampak letusan gunung di Tonga – Pacific Selatan. Bahkan tsunami-nya sendiri juga sampai Jepang, sedangkan kita di Indonesia alhamdulillah selamat karena di belakang Australia dan Papua Nugini.
Tetapi tsunami ini, juga potensi tsunami-tsunami lainnya ternasuk yang diprediksi BMKG – tsunami 8 meter yang bisa terjadi di Jawa, semua adalah kesalahan kita. Kok bisa? Apa yang kita lakukan kok sampai bisa menimbulkan tsunami? Berikut adalah rangkaian prosesnya, beserta ayat-ayat yang menjelaskannya.
Awalnya adalah ketidak pedulian kita untuk menjaga keseimbangan di alam (55:8-9), abai kita untuk memakmurkan bumi (11:61), bahkan ketika ada petunjuk teknis untuk menggunakan tanaman hijau sebagai sumber energi (36:80; 56:61-73) kita pun tetap cuek. Ini semua berdampak pada apa yang dalam bahasa sekarang disebut perubahan iklim.
Kerusakan ini diakselerasi dan dielevasi oleh kepentingan segelintir orang yang menguasai dan mengeksploitasi sumber daya alam serta merusaknya, bahkan segelintir orang ini disebutkan jumlahnya yaitu 9 orang (27:48). Orang-orangnya di seluruh dunia bisa berbeda, tetapi tetap segelintir orang tersebutlah yang memfasilitasi kerusakan lebih lanjut.
Dampaknya gunung-gunung ditebas untuk diambil hasil tambangnya, dibuat jalan, rumah dlsb. dan sebagian gunung lain – di kutub – yang terbangun dari es mencair karena suhu bumi yang senakin panas.
Gunung adalah stabilisator (putaran) bumi, setidaknya ini dijelaskan 2 kali oleh Allah di Al-Qur’an (21:31 & 26:15). Seperti fungsi timbal kecil di velg mobil Anda yang dipasang oleh tukang balancing ban, tanpa itu putaran ban tidak bisa stabil/balance. Demikianlah antara lain fungsi gunung di bumi, apa jadinya ketika sejumlah gunung hilang?
Putaran bumi akan goyang, atau ogleg dalam bahasa jawa, wobbly dalam bahasa Inggris. Dan ini bahkan diconfirm oleh lab Jet Propulsion-nya NASA. Apa dampak lanjutan dari ogleg-nya bumi ini?
Seperfi roda yang tidak balance, semua isi bumi teraduk-aduk bersamaan dengan bumi yang terus berputar, gunung-gunung silih berganti meletus, lempengan bumi terus bergeser dan menimbulkan gempa, tsunami terus mengintai. Dan inilah maknanya mengapa Allah mengingatkan bahwa “Dan apa saja musibah yang menimpa kamu, maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri dan Allah memaafkan sebagian besarnya” (42:30).
Maka karena tsunami-pun disebabkan oleh salah kita sendiri, peluang pencegahannya juga ada di kita – yaitu melalui istighfar dan melakukan perbaikan semaksimal yang kita mampu dengan terus mengikuti petunjukNya. InsyaAllah